Cover diambil dari langgam.com
Anak-Anak Kehilangan Dongeng
Lagu-lagu cinderela yang dinyanyikan Ira Maya Sopha laris di pasaran. mencapai 200.000 buah. semula dipersiapkan untuk pertunjukan drama anak-anak.
KASET Cinderella melonjak mencapai, 200 ribu omzetnya. Ini produksi Irama Tara. Lagu-lagunya dikerjakan oleh Ny. Maria Tanzil, sedang penyanyinya Ira Maya Sopha. Kaset itu demikian kerasnya mempengaruhi pendengar anak-anak sehingga tak kurang dari 500-600 buah surat melayang ke rumah Ira setiap hari. "Di kamar belakang telah terkumpul 200 ribu pucuk surat," ujar Nyonya Maimunah Kartawinata, ibu Ira (jadi Ira ini bukan anak Maya Sopha) yang kewalahan tak bisa membalas surat-surat itu.
"Cinderella itu mulanya disiapkan bukan untuk kaset, tapi untuk pertunjukan," tutur Nyonya Tanzil. Ia mengaku terus terang, lagu-lagunya sebenarnya jiplakan lagu-lagu tua seperti Sipin Soda dan Lily Marline. "Tapi liriknya saya buat sendiri," ujar ibu dari dua anak itu. Ia menyatakan pula, yang mendorongnya membuat Cinderella tak lain kenyataan kurangnya hiburan anak-anak. Sementara ia sendiri memang punya hobi sandiwara.
"Ada yang mengatakan Cinderella merupakan operet," kata Nyonya Tanzil. "Bukan, itu bukan operet. Itu gabungan drama, tari dan lagu." Persiapan pertunjukan Cinderella di Senayan dahulu (di Balai Sidang, 8 Oktober 1978), memakan waktu 4 bulan – walaupun tanggal 1-2 Juli sebenarnya sudah juga dipentaskan. Setelah malam penampilan Oktober yang dimaksud untuk dana PMI itu, tiba-tiba saja Cinderella melonjak menyambar telinga banyak anak-anak. Seorang anak yang tidak pernah mau dikeloni bapaknya, tiba-tiba menurut setelah dipikat dengan kaset Cinderella. Banyak orang bilang, ini disebabkan anak-anak kita sudah kehilangan dongeng yang dapat memukau mereka. Jadi dongeng dan pahlawan model apapun lantas menarik. Sementara itu ada yang mengeluh, mengapa kok Cinderela? Bukan Bawang Merah Bawang Putih, Kleting Kuning atau cerita pribumi lainnya?
Tikus-Tikus
Kaset ini dibuka dengan lagu Kisah Cinderella yang mengantar isi cerita. Disusul 10 buah lagu yang diselingi percakapan. Di sana dikisahkan Upik Abu, alias Sinderella, yang hidup bersama ibu tiri dan kedua saudara tirinya. Ia selalu bertugas di dapur dan menerima perlakuan tak semena-mena dari penghuni rumah itu, sampai akhirnya ia menjadi permaisuri sang pangeran. Cerita bahagia ini dikunci dengan lagu Mohon Diri.
Semua lagu dinyanyikan dengan baik oleh Ira. Suaranya jernih, tekniknya memadai. Juga dialog diucapkannya dengan jelas dengan usaha untuk menjiwai, meskipun bukan seluruhnya seperti percakapan benar. Musik mempergunakan organ yang dimainkan oleh Aloysius. Peran-peran lain dibawakan oleh anggota Grup Sangrila -- terutama suara tikus tikus, teman Cinderella, yang paduan suaranya terdengar kompak dan membuat kaset ini akrab.
"Ada yang mengeritik pakaian show Cinderella katanya terlalu mahal. Ceritanya katanya khayalan belaka," kata Nyonya Tanzil menerangkan pertunjukan itu. Ia mengakui tak kurang dari 60 anak yang ikut bermain dengan 150 potong pakaian yang berharga Rp 1.250. 000 -- digarap oleh Nyonya Ricky Camdani. "Tapi semuanya dari satin murah," kata Nyonya Tanzil. "Lagipula kenapa sih kalau khayalan dipertanyakan ? Apa ada cerita dongeng yang bukan khayalan ?"
Ibu Sud, pencipta lagu anak-anak yang tersohor, menanggapi Cinderella dengan serius dari sudut yang lain. "Saya tidak melihat pertunjukannya. Saya dengar fantastik, bombastik," ujarnya. "Itu semua boleh saja, tetapi mbok jangan menjiplak lagu Barat untuk diindonesiakan." Ia menunjuk cerita pribumi seperti Joko Tingkir, Bawang Merah Bawang Putih, yang bias digarap. "Kenapa harus cerita Barat?"
Ibu itu juga menggelengkan kepalanya melihat kostum Cinderella lewat reklame TV. Ia mengerti. Ia menganggapnya cukup baik. "Sayangnya pikiran anak-anak kita bisa terbawa oleh pengaruh negatif. Saya khawatir anak-anak akan minta orangtuanya pakaian sebagus Cinderella."
Sumi
21 April 1955, di Gedung Kesenian Pasar Baru (sekarang bioskop City) Ibu Sud sendiri mengangkat kisah Sumi seperti yang dilakukan Nyonya Tanzil sekarang. Sumi menceritakan cinta seorang anak kepada ibunya yang hidup miskin di desa. Suatu kali ibunya sakit -- lalu bermimpi bertemu dengan peri yang menyuruhnya meminta Sumi pergi ke hutan mencari obat. Cerita yang juga berakhir dengan bahagia itu dimainkan oleh 30 anak.
Ceritanya dikarang Ibu Sud sendiri. Aransemen lagu oleh mendiang Sudjasmin, dibawakan oleh Orkes RRI pimpinan Henke Strake -- rasa seperti gending-gending Jawa. Kostum para penari terbuat dari batik. Untuk pertunjukan itu diperlukan latihan selama tiga setengah bulan.
Ira Maya Sopha sendiri penyanyi Cinderella, lahir di Jakarta 21 Maret 1968. Sudah menyanyi di 8 buah kaset. Hobinya balet dan tari serimpi. Untuk kaset Cinderella (direkam dalam 2 hari pada bulan Agustus) ia mendapat honor Rp 5 juta (sementara Nyonya Tanzil hanya Rp 500 ribu). Tetapi untuk pertunjukan di Senayan selama 2 malam yang menghasilkan Rp 26 juta (kotor), ibunya mengaku tidak dapat apa-apa, karena itu malam dana PMI. Biasanya sekali pertunjukan Ira dapat setengah juta. Humas PMI DKI sendiri menerangkan waktu itu dapat Rp 7,5 juta.
Nyonya Tanzil, yang merencanakan akan mementaskan kisah Pinokio (Barat lagi) Pebruari tahun depan, menyatakan mungkin tidak akan memakai Ira lagi. Kenapa ? "Saya akui suara Ira memang baik.
Anaknya cerdas. Tetapi tubuhnya terlalu tinggi untuk peran itu."
Sumber : Tempo Edisi. 40/IIIIIIII/02 - 8 Desember 1978 / (www.mellowtone.multiply.com)
DOWNLOAD CERITANYA